empat puisi yang dimuat majalah Bongang desember 2013




  •  rumah
  • sajak apresiasi
  • mutiara lombok
  • dalam kereta


rumah

: pondasi
bongkah-bongkah egoku dan egomu
membatu dalam balutan keakuan
tertata, terekat erat oleh rindu
sebagai dasar sebuah penerimaan

: dinding
lalu keakuanku dan keakuanmu
mendirikan bata-bata pembatas
sekaligus menjadikan jiwa kita lepas
didalamnya, tertutupi segala aib
juga segala yang terjaga agar tak raib

: pintu
di mana aku selalu datang dan masuk
ke hatimu yang tak lelah kuketuk
jangan halangi tuk coba selami
bukalah dan aku akan belajar mengerti

: jendela
berdua merangkai bingkai
mengintip dunia di luar kaca
betapa kita tak pernah berhenti
membuka untuk seberkas cahaya
dan menutup kembali dari dingin yang menerpa
yang sanggup bekukan hasrat hati untuk bersama

: beranda
di meja kecil itu kita duduk bercengkrama
meramal arah angin dan meraba cuaca
lalu kugenggam tanganmu mencari kekuatan
tajamkan indra untuk bisa merasakan
apapun yang terjadi saat kita tapakkan kaki
menuju dunia yang berada selangkah di depan kita

: atap
di keteduhanmu aku menepi
rengkuh kembali saat kejam cuaca
berusaha menarikku ke luar sana
dan menjadikanku apa saja dan siapa saja
namun saat berada di pelukanmu lagi
aku akan menjadi diri sendiri
karena di bawah lindunganmu, aku lahir kembali

karawang020313


sajak apresiasi

abaabiil
:Al-Fiil

para penunggang gajah
itu terkapar di hadapan ka’bah
kala tuhan menjelma burung api
sementara aku hanya seekor ulat, menggeliat
saat daun-daun berubah menjadi duri

demi waktu
:Al-Ashr

ingin kudekap segala tentang ingatan
namun waktu telah merenggutnya sebagai kenangan
saat kusapa, hanya tersenyum penuh arti
dengan mata bercerita tentang kesabaran hati
terus berlalu tanpa menoleh kembali

gejolak
:Al-Lahab

segala yang kupunya untukmu, istriku
ikatlah tangan dan tubuhku dengan cintamu
tapi mengapa kau jadikan hatiku
sebagai kayu bakar yang kau letakkan di bawah kakiku
lalu kau sulut dengan api sambil tersenyum padaku?

segumpal darah
:Al-Alaq

ingin kubaca diriku sebagai segumpal darah
namun kenyataannya tuhan terlampau pemurah
hingga aku menjadi ratu yang selalu bertanya
pada cermin di dinding tentang siapa yang paling sempurna
lalu bayanganku menjelma malaikat zabaniyah
menarik ubun-ubun dan melemparkanku tanpa bertanya

keguncangan
:Al-Zalzalah

pundaknya terguncang saat aku dekap
terasa betapa berat beban dalam hatinya
ceritakanlah semua berita-nya
keluarkanlah, agar diperlihatkan kepada mereka
namun hanya diam
dan aku, sebutir dzarrah yang nyaris tak terlihat
saat bumi terguncang makin hebat

malam kemuliaan
:Al-Qadr

di malam jibril turun menebar kemuliaan
selama seribu bulan
dan malaikat-malaikat menyelesaikan segala urusan
sampai matahari terbit esok hari
namun aku bukanlah malaikat tanpa sayap
tertinggal bersama fajar yang pelahan merayap

mencari pertolongan
:An-Nashr

di antara orang yang berbondong-bondong memasuki sebuah agama
aku salah satu yang tertinggal di depan pintu gerbangnya

waktu subuh
:Al-Falaq

siapa bilang segala yang gelap dan hitam
hanya berkuasa di saat malam?
aku satu-satunya penyihir wanita
embuskan mantra cinta padamu saat subuh tiba

karawang160113


mutiara lombok

keluar dari the paragon senggigi
tanpa sanggul, kebaya
dan sebakul harga diri yang kau sunggi
di kepala
lenggok yang menggoda
senyum yang dipaksa
kudiamkan makanan di tangan
yang harganya semahal hanya sekedar menggandeng tangan
atau nikmati lugu wajahmu tempo dulu

sibuk bertanya ke mana bayang-bayang
hujan sekilas menghilang
hadirkan gerah berkepanjangan
karena yang pernah lahir dari rahim kerang
kini buram tergosok batu jaman
dan kerang berlumut itu heran
tak lagi ada sebutir pasir putih
sudi mampir untuk diasah menjadi mutiara bermata jernih

mutiara berkain tenun
hanya jadi lukisan yang terpajang anggun
hiasi lobby hotel klasik high class
saat lepas dari rasa penat dan penasaran
menggenapkan kisah gadis sasak nun jauh di pedalaman

namun senggigi yang kubayangkan
indah ditelusuri dari kejauhan
menikmati sunset, jagung bakar dan ikan
sambil menyayangkan
hilangnya kilau mutiara berjejer dijajakan
di sepanjang jalan

lombok271112
[The Paragon adalah nama sebuah bar & tempat karaoke di daerah Senggigi
Senggigi nama pantai dan daerah di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat
Sasak adalah nama suku di Lombok]


dalam kereta

derak-derak roda berlari mengejar matahari
aku adalah musim yang menunggu menyapamu, ibu
tahun ini terasa begitu kemarau
dan anak-anakmu mendamba hijau
tumbuh dari rahimmu
angin berlalu membawa bara yang kian pijar
aku menatapnya, adakah hatimu tergetar?

kabut maut mengintip antara dedaun kering
senja ini, segala yang terlalui terlihat asing
bara menyala di mana-mana, memburu malam
ibu, anak-anakmu mengharap padam
iringi matahari yang tenggelam
di tubuhmu, dan semakin dalam

derak-derak roda terus berlari
sejauh malam menyambut pagi
aku menggantung melayari mendung, menujumu
menghambur seiring hasrat melebur denganmu

bojonegoro-cikampek091112


Tidak ada komentar:

Posting Komentar