- waktu dan alir
- antara lebah, bunga jambu dan angin
- pesan kosong
- telur mata sapi
waktu dan alir
“kau tak kan pernah bisa
menangkapku”
ejek air pada jari-jari waktu
entah apa yang ia tunggu
terus menghitung dari satu
sampai sembilan, lalu kembali lagi
pada kosong. dan tak peduli
ruas-ruas yang merasa berhasil menjadi
pembatas
menjadi kini, memisahkan lalu dan
nanti
“bukan. kau bukan detak, tapi alir”
tiba-tiba waktu berhenti berdenyut
tepat saat hitungan ke nol
dan merasa hanyut
bukan, bahkan merasa tolol
dipandangnya air yang tak henti mengalir
tak pernah paham, tak pernah terggenggam
tak pernah tepat, selalu melesat
lepas dari sela-sela jari
“kau akan segera tahu.
bahwa kau adalah aku”
antara lebah, bunga jambu dan angin
masih kupandangi wajahmu
yang menyimpan bias matahari
juga helai-helai rambutmu
yang mencatatkan perjalanan musim
di awal pagi, saat kepak sayap baru saja
meluruhkan satu bulu
sebagai jejak bagi cericit yang baru tumbuh bulu
dan setitik embun menyentuh pipimu
“ini bukan tentang masai rambutmu
atau rayu sang bayu” kataku
namun tak ada yang mampu mewakili hatiku
saat kau rela dicumbunya semalaman
setelah senja kutinggalkan
“cintamu hanya sebentuk sengat yang menyakitkan
dan dia, sepoi yang menghanyutkan”
sahutmu sambil menaburkan serbuk sari di kedua mataku
: perih
pesan kosong
kueja pesan yang kedinginan dan sedikit gemetar
mengetuk malamku dengan ragu
bersama desah angin dan resah gerimis
berdiri pucat oleh cemas, mungkin kesakitan
wajah yang pedih oleh luka, mungkin kecewa
tak ada kata terucap, hanya kesepian
dari huruf-huruf yang tinggal kenangan
tak ada koma yang memberinya jeda
saat berusaha begitu
lelah dan susah payah
untuk tetap berjalan
juga tanpa titik, tempat ia bertanya kapan
segera sampai, berhenti dan mengakhiri
lalu ia menunduk dan ulurkan tangan
tak kulihat lagi rangkaian doa dan harapan
yang selama ini digenggam
“masuk dan istirahatlah
lupakan pertengkaran kita”
sambutku sambil melepas semua
yang ia kenakan
kulihat di luar, hari masih jauh dari pagi
telur mata sapi
lengang
bulan menghilang
mungkin ditelan burung yang selalu
berkoak-koak tengah malam
mungkin lari terbirit dari gonggong anjing
pada yang menyelinap diam-diam
atau menghindar dari bayang
wajah pucatnya di permukaan kolam
namun esok pagi kan kutemukan
wajah bulan keluar dari pantat ayam
yang sedang mengeram
dan tak lama, akan berakhir di penggorengan
terlalu matang dan sedikit kelam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar