dua puisi yang dimuat buletin Jejak Forum Sastra Bekasi februari 2015




  • cirebon dalam sintren
  • nyangku







cirebon dalam sintren

geletar jemari tembang magis para sinden
menyibak kelambu kelam di raut wajahmu
juga temali pembelenggu napasmu
"gulung-gulung ranjang, ana sintren
lagi turu. penontone buru-buru"
sang perawan menjelma bidadari kahyangan.

gembyung mengulum bibirmu
nan beraroma laut
mengalun cerita tentang kebebasan yang terenggut
oleh belitan kaum kolonial dan feodal.
suaramu hanyalah ratapan kaum marjinal
hidup di perbatasan
terkungkung dalam kurung waktu.

lalu kau pun menari
segemulai ombak kejawanan
diiringi tiga alir sungai dan denyut laut
di pelataran keraton kasepuhan.
"melati kembang putih, wadahe sukma
ana sukma saking surga. widadari temurunan".
berkali jatuh terhempas riak kekuasaan
namun tangan sang pawang dan dupan kemenyan
kembali bangkitkanmu
dalam tarian mistis
dalam hipnotis
penonton menyimpan takjub lalu bertepuk tangan.

teruslah gemulai, oh..sang perawan
sebelum gemetar jemari sang pawang
menutup kelambu ke raut wajahmu
menutup kurung waktu.
"mau eling, sekiyen eling”
menggema doa para sinden
kembalilah, oh..penari sintren.

tuban170813
Keterangan:
Sintren : kesenian tari tradisional masyarakat Jawa, khususnya Cirebon, yang mengandung unsur mistis, magis dan hipnotis
Gembyung : alat musik yang terbuat dari tembikar, digunakan untuk mengiringi kesenian Sintren
Kejawanan: nama pantai di Cirebon


nyangku

kau berdirikanku di cukang padung
gerbang membentang
antara nusa gede dan nusa hujung
kala rembulan rabiul awal berenang
di permukaan air kembang.
syafar tertinggal bersama
helai-helai malammu
jatuh tersisir musim
aku diam menunggu.

gema genta getarkan ingatan
tentang muasal,
tentang ritual sakral
dan segala catatan
terjebak dalam prasasti,
dalam kisah dan sejarah
menghirup sisa-sisa harum tubuhmu
yang tertiup waktu.

kau lepaskan gaunku
lepas segala tabir nafsu
telusuri rajah tertatah di tubuhku
sejak kelahiranmu:
“nyangku nyaangan laku”.
sepanjang liku bertabur wangsit
jejaknya tertapak di jalan menuju
rumahmu: bhumi alit.

aku masih berdiri di tepian jembatan
menunggu kau tenggelamkan
dalam situ lengkong
bersama rembulan rabiul awal berenang
tenang dalam lautan kembang.
menunggu kau gugurkan
segala debu
larut bersama harum tubuhmu.

karawang270813
Keterangan:
Nyangku: upacara adat membersihkan benda-benda pusaka peninggalan Kerajaan Panjalu, yang dilaksanakan setahun sekali pada bulan Rabiul Awal.
Bhumi Alit: museum yang menyimpan benda-benda sejarah peninggalan kerajaan Panjalu.
Situ Lengkong: nama danau yang terletak di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar